Home » » Kiat Belajar Bahasa Arab

Kiat Belajar Bahasa Arab

Written By Unknown on Monday 4 October 2010 | 23:56

Bahasa Arab adalah bahasa kaum muslimin. Hingga akhir zaman nanti bahasa ini akan tetap langgeng sebab al-Qur`an dan hadits Rasulullah shalallahu`alahi wa sallam akan terus ada dan eksis hingga saat itu. Maka sudah menjadi kewajiban kita sebagai kaum muslimin untuk mempelajarinya dan berusaha seoptimal mungkin untuk dapat menguasai kemahiran bahasa ini. Bahkan wajib bagi kita untuk mendalaminya sebagai sarana kita untuk memahami kitabullah dan sunnah Rasulullah shalallahu`alaihi wa sallam.
Berikut kami paparkan kiat sukses dalam mempelajari bahasa Arab, dan tulisan ini kami sadurkan dari beberapa buku adab menuntu ilmu, materi-materi pelatihan pengajaran bahasa Arab untuk orang non Arab, jurnal pembelajaran bahasa Arab dan juga pengalaman pribadi penulis selama proses belajar bahasa Arab.
Penulis melihat kiat sukses ini dari dua sisi, pertama: sisi intern; yaitu dari dalam diri para pembelajar bahasa Arab; yang terdiri dari niat, tekad, senang dan sabar. Kedua: dari sisi ekstern; yaitu dari sisi bahasa Arab itu sendiri; yang terdiri dari bahasa adalah komunikasi, belajarlah bahasa itu dan biasakan belajar terbimbing.

Intern:
1. Niat
Niat merupakan pondasi penting yang harus kita tanyakan kepada diri kita sebelum kita melangkah lebih jauh. Kita sebagai seorang muslim patut dan harus menata kembali niat kita dalam setiap langkah untuk sebuah urusan kita, jangan sampai kita sudah melangkah begitu jauh, mengorbankan seluruh harta, jiwa, raga dan harta, namun sayang beribu sayang semua yang kita keluarkan sia-sia bagai debu berterbangan tiada artinya disebabkan karena niatnya yang kurang pas dan jauh melenceng dari tuntunan syari`at Islam. Sebagai seorang muslim, kita diberikan kemudahan oleh Allah ta`ala agar menjadikan setiap aktivitas kita bernilai ibadah, tentunya dengan niat semata-mata mengharap wajah dan ridha Allah subhanahu wa ta`ala. Kita ingat apa yang dikatakan oleh Sufyan Al-Tsauri rahimahullah:
“ما عالجت شيئا أشد علي من نيتي”
“Tidak ada sesuatu yang lebih sulit bagiku kecuali niatku”1.
Dalam mempelajari bahasa Arab, niat awal kita tentunya hanya untuk mengharap wajah Allah ta`ala. Belajar bahasa Arab bukan untuk riya`, pamer, biar dikatakan syekh Arab, bukan pula untuk tujuan duniawi, menambah sisi materi, atau untuk mengangkat harga diri dan lain sebagainya. Rasulullah shalallahu`alaihi wa sallam bersabda:
« من تعلم علمًا يبتغي به وجه الله – عز وجل – لا يتعلمه إلا ليصيب به عرضًا من الدنيا
لم يجد عرف الجنة يوم القيامة »
“Barang siapa yang belajar suatu ilmu dengan mengharap wajah Allah `azza wa jalla, kemudian dia tidak belajar kecuali hanya untuk mendapatkan secuil dari urusan dunia, maka sedikitpun dia tidak akan mendapatkan bau harumnya surga”2.
Perlu diingat, bahwa ketika kita belajar bahasa Arab, kita tidak hanya belajar bahasa Arab itu semata, namun sambil belajar kita juga berharap dapat meningkatkan kualitas pengetahuan keislaman kita dan pengetahuan umum yang tidak bertentangan dengan syari`at Islam3.
2. Tekad
Sebuah rencana pasti mempunyai tujuan, untuk mencapai tujuan tersebut harus bermodalkan tekad yang kuat dan bersungguh-sungguh, terus berjuang pantang menyerah. Ada sebuah ungkapan Arab yang mengatakan:
فإن العلم لا يُنَال براحة الجسم
“Bahwa Ilmu itu tidak akan pernah didapat dengan bersantai-santai”.
Kita lihat bagaimana kisah Imam Al-Kasa`I, Imam penduduk Kufah dalam ilmu Nahwu. Ketika beliau memulai belajar nahwu, beliau merasa tidak pernah bisa dan hampir putus asa, suatu hari beliau melihat seekor semut merangkak di dinding membawa sepotong makanan, ketika mulai merangkak dia terjatuh, lalu bangun kembali, membawa makanan tadi dan terus merambat ke dinding, dia terus berusaha dan bertekad untuk terus membawa makan tersebut dan berjalan. Imam al-Kasa`I berkata: “Semut ini begitu kuat tekadnya hingga sampai ke tujuan”, maka beliau pun terus berjuang dan akhirnya menjadi Imam dalam ilmu nahwu4.
Dalam sebuah pepatah Arab dikatakan:
من جدّ وجد
“Barang siapa bersungguh-sungguh pasti ia akan mendapatkan”.
Fenomena perjalanan dalam mempelajari bahasa Arab, orang akan terlihat begitu semangat dan menggebu-nggebu diawal-awal belajar, namun setelah dua atau tiga pekan berjalan, akan terjadi seleksi alami, satu persatu berguguran absen tidak bisa ikut belajar bahasa Arab. Maka dari sini perlunya tekad yang bulat dan kesungguhan dalam belajar bahasa Arab untuk mencapai tujuan yang kita cita-citakan.
3. Senang
Kecintaan kapada bahasa Arab menjadi sebuah harga mati sebagai sarana untuk meraih kesuksesan dalam mempelajarinya. Seseorang yang memiliki kecintaan kepada sesuatu atau kepada seseorang pasti dia akan mengelu-elukannya, dan terus berusaha untuk bisa mendapatkannya walaupun harus berkorban, baik waktu, biaya maupun tenaga. Orang yang senang dengan salah satu mata kuliah pasti dia akan rajin masuk kelas walau kadang lagi sakit, merasa rugi kalau ketinggalan, merasa mudah dan cepat memahaminya serta hari-harinya pun tidak terlepas dari pembicaraan isi mata kuliah tersebut.
Lebih-lebih kita sebagai seorang muslim, seharusnya kita harus lebih mencintai dan bangga dengan bahasa Arab dibanding bahasa asing lainnya, sebab bahasa Arab adalah bahasanya umat Islam, bahasa al-Qur`an, bahasa wahyu Allah, bahasa para penduduk surga. Lalu apakah layak kita lebih mencintai bahasa asing selain bahasa Arab?
Coba kita melihat sejenak bagaimana para ulama Islam terdahulu, yang mungkin nama-nama mereka sering kita dengar seperti Sibawaih, al-Zamakhsyari, al-khowarizmi, apakah mereka orang-orang Arab yang tadinya mahir berbahasa Arab? Jawabannya ternyata mereka bukan orang Arab dan awalnya tidak bisa berbahasa Arab. Namun mereka terus belajar karena mereka seorang muslim dan mereka mencintai bahasa Arab.
Al-Khowarizmi pernah mengatakan: “Demi Allah, kefasihanku terhadap bahasa Arab lebih aku cintai dari pada kebanggaanku terhadap bahasa Persia”5.
4. Sabar
فَصَبْرٌ جَمِيلٌ “Sabar itu Indah” begitulah Allah ta`ala menyebutnya dalam surat Yusuf ayat 18. Yang mengenarai begitu pentingnya kedudukan sabar dalam kehidupan kita.
Ketika belajar bahasa Arab, kita perlu mempertebal kesabaran, jangan mudah jenuh, bosan dan menjauhkan rasa malas dari diri kita. Tidak mungkin orang akan membangun rumah langsung dari atapnya, pasti dia akan memulai membangun dari pondasi yang kuat dan kokoh. Dipermulaan belajar bahasa Arab kita akan belajar dari materi-materi dasar terlebih dahulu, kemudian baru masuk ke materi yang lebih tinggi dan begitu seterusnya, kita akan memulainya dari jilid satu, dua dan seterusnya. Dan tidak akan pernah loncat dari satu jilid ke jilid yang lain kecuali dengan berurutan. Dalam kaidah bahasa Arab disebutkan:
من لم يتقن الأصول؛ حرم الوصول
“Barang siapa yang tidak kuat dasar ilmunya, maka dia akan terhalang untuk sampai kepada ilmu yang ia pelajari”6.
____________________________________________________
*Alumni Pendidikan Bahasa Arab UIN Sunan Kali Jaga Yogjakarta dan Institut Arabic Language King Saud University Riyadh Saudi Arabia.
Catatan kaki:
1 Bakr Abdullah Abu Zaid, Hilyatu Thalib al-Ilm, Dar al-`Ashimah, 1415, hal. 11
2 HR. Ahmad 2/338, al-Hakim mengatakan: hadits shahih dengan sanad yang tsiqah.
3 Abdurrahman bin Ibrahim Al-Fauzan, Muqoddimah Al-`Arabiyah Baina Yadaik, Al-`Arabiyah Li Al-Jami`, 1428.
4 Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, Kitab al-Ilm, hal. 69.
5 Syabib Muhammad al-Haqbani, ahammiyyah al-Lughah al-Arabiyah qadiman wa haditsan, al-Arabiyah majallah ta`lim al-lughah al-Arabiyah, volume 2, no. 2, Januari 2006, hal. 101.
Share this article :

Post a Comment

Setiap komentar kamu akan sangat berarti bagi saya untuk bisa menjadi lebih baik....trim,s